Hakikat Waktu
Begitu
beruntung seseorang yang dikaruniai Allah SWT kemampuan untuk memanfaatkan
waktu hidup sebelum waktu matinya. Senantiasa memanfaatkan setiap detik dari
waktunya sebaik mungkin. Memanfaatkan setiap helaan nafasnya secermat mungkin. Bukan
sembarang orang yang bisa seperti itu, tapi hanya dimiliki seseorang yang
terampil memainkan hidup.
Allah Yang Maha Adil telah
melimpahkan karunia pada hamba-Nya tanpa pilih-pilih. Dia telah memberikan
kesempatan, waktu yang sama. Dia pun telah memberikan keterampilan yang
beranekaragam bagi siapa pun. Dia juga telah membekali manusia dengan akal yang
sempurna. Namun tidak semua orang pandai memanfaatkannya. Banyak waktu,
kesempatan terbuang dengan sia-sia. Banyak potensi yang diabaikan begitu saja. Dan
tidak sedikit keterampilan yang dibekukan.
Itu lantaran ketidaktahuan akan
tujuan hidup. Tidak tahu mau dibawa kemana raga, pikiran, dan harapan. Sangat
disayangkan. Sementara waktu bergulir begitu cepat. Kalau tidak dicari tahu
ilmunya, bersiap-siaplah untuk terlunta-lunta. Tanpa tujuan yang jelas. Lalu
bagaimana caranya agar potensi yang ada dapat bermakna?
Hal pertama dan terutama yang harus
kita ketahui dan pahami yaitu mengetahui tujuan hidup. Untuk apa kita hidup?
Apa yang akan kita lakukan selama hidup? Apakah mau mencari ridha Allah SWT
atau hanya sekadar mencari kehidupan dunia? Potensi atau keterampilan sudah ada
tinggal sungguh-sungguh mengoptimalkannya. Tidak sedikit orang yang hidup untuk
mati, akibatnya hidup hanya untuk mereguk kesenangan semata. Tidak pernah
memikirkan bahwa sesungguhnya ada kehidupan abadi setelah kematian.
Kedua, buat perencanaan dan target.
Misalnya kita ingin menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. Maka buat
perencanaan amalnyata. Baik amal ibadah mahdah maupun ghair mahdhah. Ringannya
mulai dari aktivitas yang kita kerjakan sehari-hari dulu. Bejibun pekerjaan
yang ada di hadapan, akan menumpuk pada suatu waktu dikala tidak ada
perencanaan yang jelas. Walaupun target tinggi, tetap saja keberhasilan tidak
akan tercapai. Untuk itu matangkan setiap rencana jangan sampai gagal.
Sebagaimana pepatah “Gagal dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan”.
Sesuaikan target dengan kemampuan kita. Namun bukan berarti kita menargetkan
sekadarnya. Jadikan target yang tinggi sebagai motivasi untuk meningkatkan
kualitas diri dihadapan Allah SWT.
Ketiga, tampil istiqomah, konsisten.
Kita menjadi lemah salah satu sebabnya karena mudah sekali terpengaruh dan
tidak memiliki keteguhan dalam berprinsip. Pentingnya tampil istiqomah ini ketika
dihadapkan pada hambatan, rintangan hidup. Orang yang tangguh tidak akan
membiarkan dirinya rapuh dalam rintangan.
Dengan demikian, yang menjadikan hidup tidak bermakna karena
ketidakjelasan tujuan hidup. Untuk itu, saudaraku kita harus sebaik mungkin
memainkan hidup.terampil membuat cita-cita, terampil menyusun rencana, terampil
istiqomah, konsisten, dan tidak mudah terpengaruh. Jadikan pula diri kita
memiliki kemanfaatan yang lebih bagi saudaranya. Karena sebaik-baiknya muslim
adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat. Ketika diri kita bermanfaat
bagi banyak orang membuat hidup ini lebih bermakna. Rasulullah SAW selama
hidupnya lebih banyak memberi dari pada meminta. Artinya, keberadaan beliau
bermakna bagi yang lainnya.
Semoga kita termasuk orang-orang
yang memahami tujuan hidup, senantiasa memiliki target, dan menyempurnakannya
dengan keistiqomahan. Dengan begitu hidup kita akan jauh lebih bernilai dan
bermakna. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar